Kita bisa
melihat bahwa Matahari tampak lebih besar dari bintang-bintang lainnya
di malam hari sehingga langit kita jadi terang kalau Matahari sudah
terbit. Itu karena Matahari terletak cukup dekat dari kita, “hanya” 150
juta kilometer saja. Tapi sebenarnya seberapa besar Matahari kita itu?
Matahari adalah sebuah bola gas raksasa yang memiliki diameter 1,4
juta kilometer. Jauh lebih besar dari pada Bumi yang hanya berdiameter 12
ribu kilometer. Kalau kita mengendarai pesawat terbang yang punya laju
800 km/jam, maka kita perlu waktu 7 bulan untuk mengelilinginya!
Namun sebenarnya Matahari adalah sebuah bintang yang berukuran
biasa-biasa saja loh. Ada banyak bintang yang berukuran lebih besar dari
Matahari dan ada banyak juga yang berukuran lebih kecil. Nah, bintang
apa yang paling besar yang pernah ditemukan?
Tahukah kalian, sebenarnya predikat bintang paling besar dapat berganti-ganti. Kenapa? Karena sepanjang hidupnya, bintang dapat berubah menjadi lebih besar (mengembang) atau lebih kecil (mengerut). Jadi bisa saja bintang UY Scuti suatu saat nanti akan mengecil atau akan ada bintang yang mengembang lebih besar dari bintang UY Scuti tersebut. Karena perubahan ukurannya itu mengakibatkan kecerlangannya juga berubah, bintang yang mengembang dan mengerut seperti ini disebut pula sebagai bintang variabel, yaitu bintang yang kecerlangannya berubah-ubah.
Di Galaksi Bimasakti kita ini terdapat banyak bintang variabel. Maka jangan heran kalau status bintang terbesar itu bisa berubah-ubah seiring dengan waktu. Matahari juga suatu saat akan membesar hingga menelan orbit Merkurius dan Venus.
Jadi walaupun bintang terbesar itu bisa berganti-ganti, ada satu hal yang pasti: bintang terbesar di langit Bumi tetaplah Matahari kita.